“Jangan menabung setelah membelanjakan, tapi belanjakanlah setelah menabung.” – Warren Buffett
Ingat nggak momen pertama kali gajian?
Rasanya tuh campur aduk. Ada euforia, bangga, sekaligus deg-degan. Di kepala sudah muter list panjang, mulai dari traktir teman, beli gadget incaran, upgrade gaya hidup, sampai balas jasa ke orang tua.
Tapi ya gitu… baru seminggu, saldo tabungan udah kering.
Pernah ngalamin? Atau malah lagi ngerasain sekarang?
Di artikel ini, saya mau ngobrol santai soal gimana caranya ngatur gaji pertama biar nggak sekadar mampir di rekening. Kita bahas bareng mulai dari tabungan, dana darurat, sampai kebutuhan harian. Anggap aja kayak bikin Google Maps untuk perjalanan finansial kamu.
Kenapa Gaji Pertama Itu Spesial
Gaji pertama tuh bukan cuma soal angka.
Dia kayak simbol. Hasil dari perjuangan bertahun-tahun kuliah, lembur skripsi, wawancara, dan cari kerja. Makanya banyak orang tergoda buat ngabisin semua di bulan pertama.
Wajar banget. Saya pun dulu gitu.
Tapi masalahnya, kalau kebiasaan itu kebawa terus, dompet kita bakal jadi kayak ember bocor. Isi banyak, tapi nggak pernah penuh.
Di sini pentingnya belajar dari awal. Soalnya kebiasaan finansial biasanya nempel lama, sama kayak kebiasaan makan atau olahraga. Kalau dari awal salah, susah diubah belakangan.
Formula Simple 50-30-20
Ada banyak teori keuangan, tapi buat freshgraduate jangan bikin ribet. Mulai aja dengan formula klasik 50-30-20.
-
50% buat kebutuhan pokok, misalnya makan, kos, transport, pulsa atau internet
-
30% buat keinginan, kayak nongkrong, jalan, hobi, self-reward
-
20% buat tabungan atau investasi, entah dana darurat, tabungan rumah, atau investasi kecil-kecilan
Analoginya gini. Bayangin kamu punya kue tart. Kalau langsung dimakan tanpa dipotong, pasti habis. Tapi kalau dipotong rapi, bisa dibagi buat sekarang, besok, dan lusa.
Nggak harus kaku banget, tapi ini jadi peta awal biar uang kamu punya arah.
Bikin Dana Darurat
Dana darurat itu kayak ban serep.
Kamu nggak pernah berharap pakai, tapi kalau ban utama bocor, dia penyelamat.
Idealnya, dana darurat itu 3–6 kali pengeluaran bulanan. Tapi buat freshgraduate, mulainya kecil aja. Misal 500 ribu per bulan. Nanti lama-lama numpuk.
Saya dulu pernah ngerasa sok tenang, “Ah, nanti juga bisa minjem kalau ada apa-apa.” Ternyata nggak enak. Malu, nggak nyaman, dan bikin hubungan sama orang lain jadi awkward.
Makanya, punya dana darurat tuh priceless.
Bedain Butuh Sama Mau
Pernah nggak, baru gajian langsung beli sepatu baru… padahal sepatu lama masih bagus?
Itu contoh “mau” yang nyamar jadi “butuh”.
Tipsnya, kalau lagi pengen beli sesuatu coba tunda tiga hari. Kalau setelah itu masih kepikiran, berarti memang penting. Kalau udah nggak, berarti cuma lapar mata.
Saya pernah pakai metode ini buat nahan beli smartwatch. Tiga hari kemudian, ternyata nggak penting banget. Uang itu akhirnya masuk ke tabungan, dan saya nggak nyesel.
Self-Reward Itu Penting
Nggak ada yang salah sama self-reward. Kamu udah kerja keras, ya pantas lah kasih hadiah buat diri sendiri.
Tapi inget, self-reward itu kayak garam di masakan. Kalau kebanyakan, rasanya jadi aneh.
Coba tetapkan budget khusus, misalnya 10% dari gaji buat jajan atau traktiran. Dengan begitu, kamu tetap bisa happy tanpa bikin saldo ngos-ngosan di akhir bulan.
Catat Pengeluaran
Pernah bingung, “Kok uang cepet banget habis ya? Padahal nggak beli apa-apa.”
Nah, biasanya itu efek dari pengeluaran receh. Beli kopi sachet, parkir, cemilan. Kalau dijumlahin sebulan, bisa ratusan ribu.
Solusinya simpel, catat. Bisa pakai aplikasi keuangan, Excel, atau bahkan catatan di HP. Yang penting kamu tahu uang larinya ke mana.
Percaya deh, begitu kamu sadar detail pengeluaran, kamu bakal lebih hati-hati.
Investasi Kecil-Kecilan
Kalau tabungan dan dana darurat udah mulai stabil, coba masuk ke investasi.
Nggak usah langsung saham atau properti. Mulai dari reksa dana, emas, atau deposito. Intinya bukan soal gede-gedean cuan, tapi melatih mindset kalau uang bisa bekerja buat kita.
Saya dulu mulai dari reksa dana 100 ribu per bulan. Nggak kerasa, dua tahun kemudian hasilnya bisa dipakai buat upgrade laptop kerja.
Sisihin Buat Orang Tua
Ini nggak wajib, tapi kalau bisa sisihin sedikit buat orang tua. Nggak harus gede. Yang penting ada rasa terima kasih.
Kadang orang tua nggak butuh uang kita, tapi mereka bahagia karena merasa dihargai. Itu bentuk balas budi kecil yang efeknya besar.
Gaji pertama tuh kayak pondasi rumah. Kalau dibangun dengan kokoh, bangunannya bisa tahan lama.
Kalau dari awal bocor sana-sini, lama-lama roboh.
Jadi, nikmatin gaji pertama kamu, tapi jangan lupa arahkan juga buat masa depan. Ingat, kerja keras kamu jangan sampai cuma numpang lewat di rekening.
Sekarang saya mau nanya, kamu lebih pengen gaji pertama jadi kenangan manis sekali lewat, atau jadi pijakan kuat buat hidup yang lebih mapan?