“The only way to do great work is to love what you do. If you haven’t found it yet, keep looking.” — Steve Jobs
Table Of Content
Pernah nggak kamu ketemu rekan kerja yang kelihatannya betah banget di posisi tertentu, bertahun-tahun nggak pindah, tapi juga nggak kelihatan berkembang? Atau jangan-jangan… kamu sendiri lagi di posisi itu? 😅
Fenomena ini ada istilahnya, yaitu job hugging. Dari kacamata HRD, job hugging itu ibarat karyawan “memeluk jabatan” terlalu erat—takut lepas, takut pindah, tapi juga nggak berusaha upgrade diri. Awalnya terlihat aman, tapi lama-lama justru bisa jadi silent killer karier.
Nah, di artikel ini saya mau ajak kamu bedah fenomena job hugging dari sisi HRD, kenapa berbahaya buat karier dan perusahaan, serta langkah apa yang bisa kamu ambil biar nggak terjebak terlalu lama. Siap? Yuk kita kupas! 🚀
Kenapa Job Hugging Jadi Masalah?
Sebagai HRD, saya sering lihat karyawan yang terlalu nyaman di zona aman. Mereka bilang:
“Yang penting gaji lancar, posisi aman, nggak usah neko-neko.”
Kedengarannya masuk akal, kan? Tapi masalahnya, dunia kerja nggak pernah statis. Kompetisi makin ketat, skill makin cepat usang. Kalau kamu cuma bertahan tanpa berkembang, kamu bisa ketinggalan jauh.
Efeknya? Karier mandek, potensi nggak maksimal, bahkan bisa jadi beban tim karena nggak relevan lagi dengan kebutuhan zaman. Ngeri, kan?
Peluang yang Hilang Gara-Gara Job Hugging
Coba bayangin ini:
Setiap tahun, perusahaan butuh talenta baru yang agile, kreatif, dan siap ambil tantangan. Nah, kalau kamu sibuk “memeluk” job lama, peluang naik level bisa lewat begitu saja. 😥
Padahal, kalau kamu berani upgrade diri, banyak peluang menanti:
- Promosi ke level manajerial.
- Perluasan tanggung jawab yang bikin skill makin terasah.
- Kesempatan ikut project strategis yang bisa jadi batu loncatan karier.
Sayang banget kan kalau semua itu terlewat cuma karena terlalu nyaman dengan rutinitas lama?
Apa Bedanya Job Hugging vs Loyalitas?
Mungkin kamu mikir, “Lho, kalau saya setia di satu posisi, bukannya itu bentuk loyalitas?” 🤔
Bedanya tipis tapi penting.
- Loyalitas = tetap di perusahaan karena percaya pada visi, tapi tetap aktif belajar, berkontribusi, dan siap ambil tantangan baru.
- Job hugging = tetap di perusahaan (atau posisi) karena takut keluar dari zona nyaman, malas belajar, dan lebih banyak bertahan daripada berkembang.
Jadi kalau kamu loyal tapi progresif, itu keren! Tapi kalau cuma job hugging? Hati-hati, itu tanda bahaya.
5 Tanda Kamu Terjebak Job Hugging (Waspada, ya!)
- Takut pindah posisi atau divisi
Setiap ada tawaran rotasi atau project baru, kamu langsung bilang, “Ah, itu bukan bidang saya.” - Sudah lama nggak belajar skill baru
Kalau ditanya kapan terakhir ikut pelatihan, jawabannya bisa “3 tahun lalu.” Waduh! - Kerja jadi autopilot
Kamu bisa kerjain tugas harian tanpa mikir, tapi juga tanpa semangat. - Nggak punya target karier jelas
Kalau HRD tanya, “5 tahun lagi mau jadi apa?” jawabannya, “Ya… begini aja cukup.” - Lebih fokus cari aman ketimbang berkembang
Kamu lebih takut gagal daripada pengen maju. Jadi, semua peluang dibiarkan lewat begitu aja.
Solusi: Gimana Biar Keluar dari Job Hugging?
Sebagai HRD, saya nggak cuma mengkritik, tapi juga pengen kasih jalan keluar. Kalau kamu ngerasa relate sama tanda-tanda tadi, jangan panik. Ada langkah-langkah yang bisa kamu ambil:
- Kenali tujuan kariermu
Tulis dengan jelas: apa yang kamu mau capai dalam 3–5 tahun ke depan? - Mulai investasi skill baru
Ambil kursus, baca buku, atau ikut project kecil di luar zona nyamanmu. - Berani ambil tantangan
Jangan selalu bilang “tidak” pada kesempatan rotasi, project lintas divisi, atau bahkan kerjaan ekstra. - Bangun personal branding
Tunjukkan inisiatifmu di depan atasan—bukan sekadar rajin hadir, tapi juga aktif berkontribusi. - Cari mentor atau coach
Punya sosok yang bisa kasih feedback jujur akan bantu kamu keluar dari kebiasaan nyaman-nyaman aja.
Kelebihan Kalau Kamu Lepas dari Job Hugging
Nah, ini bagian serunya. Kalau kamu berhasil keluar dari lingkaran job hugging, kamu bakal ngerasain beberapa keuntungan besar:
- Karier lebih cepat naik karena kamu siap ambil peluang.
- Skill makin relevan di dunia kerja yang terus berubah.
- Rasa percaya diri meningkat, karena kamu tahu kamu punya kapasitas lebih.
- Perusahaan juga lebih menghargai, karena karyawan proaktif itu langka dan berharga.
HRD Sudah Ingatkan, Pilihan Ada di Kamu 😉
Job hugging mungkin terasa aman sekarang. Tapi percaya deh, dalam jangka panjang itu justru jebakan yang bisa bikin kamu mandek. Dari kacamata HRD, saya bisa bilang: perusahaan butuh orang yang loyal sekaligus progresif, bukan sekadar bertahan.
Jadi, kalau kamu sadar mulai terjebak job hugging…
👉 Saatnya berhenti peluk jabatan, dan mulai peluk masa depanmu sendiri.
Karier itu bukan soal bertahan di satu kursi, tapi soal sejauh mana kamu mau tumbuh. 🌱
Kalau kamu pengen diskusi lebih lanjut soal pengembangan karier, yuk connect bareng saya di LinkedIn: LinkedIn Saya ✨